STAKEHOLDER DAN KOMUNITAS
Keterlibatan pemangku kepentingan selalu penting untuk organisasi kinerja. Bentuk-bentuk tradisional keterlibatan, seperti keterlibatan anggota, memahami ekspektasi warga masyarakat, road show investor, dialog dan negosiasi karyawan, telah lama dilembagakan melalui kebijakan, norma dan peraturan. Ini dilakuikan sebagai ujud akuntanilitas organisasi kepada stakeholder, langkah ini memberikan kontribusi bagi keberhasilan organisasi.Tantangan organisasi saat ini dan untuk kebutuhan mencapai berkelanjutan pengembangan telah melibatkan stakeholder lebih baik dari pada sebelumnya, termasuk mendengarkan suara stakehoder, dan para pemangku kepentingan pun lebih akrab pada topik stakeholder anggagement. Situasi ini berlaku untuk organisasi komersial dalam memasuki pasar atau menghadapi perubahan harapan masyarakat. Selain itu, untuk memperkuat pembangunan berkelanjutan perlu pelibatan para pemangku kepentingan untuk mewujudkan tujuan organisasi, seperti tantangan lingkungan dan sosial ekonomi yang lebih luas seperti Millenium Development Goals.
Peningkatan kesadaran masyarakat akan haknya, karena didorong oleh akses informasi serta berbagai pergeseran sosial, budaya dan ekonomi menjadikan, menjadi langkah penting untuk mengembangkan mekanisme akuntabilitas yang baru.
Akuntabilitas adalah upaya memastikan hak untuk didengar bagi semua pihak yang dipengaruhi oleh atau dapat mempengaruhi kegiatan organisasi, dan mewajibkan organisasi untuk menanggapi ekspektasi mereka ini, memberikan respon organisasi yang lebih baik.
Stakeholder
Stakeholder adalah subjek yang terkait dengan sebuah isu, sehiangga
selalu diakitkan dengan permasalahan yang sedang diangkat. Stakeholder adalah
semua pihak yang berkepentingan dengan sebuah isu, baik sebagai pihak yang bisa
mempengaruhi ataupun terpengaruh. Misalnya bilamana isu pendidikan, maka
stakeholder dalam hal ini adalah pihak-pihak yang berkepentingan terhadap isu
pendidikan, baik yang memberikan pengaruh ataupun ter[pengaruh oleh setiap
kebijakan pendidikan, seperti guru, murid, orang tua, tokoh pendidikan,
pemerintah . Stakeholder dalam hal ini dapat juga dinamakan pemangku
kepentingan.
Dalam buku Cultivating Peace, Ramizes mengidentifikasi berbagai
pendapat mengenai stakekholder ini. Beberapa defenisi yang penting dikemukakan
seperti Freeman (1984) yang mendefenisikan stakeholder sebagai kelompok atau
individu yang dapat memengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian
tujuan tertentu. Sedangkan Biset (1998) secara singkat mendefenisikan
stekeholder merupakan orang dengan suatu kepentingan atau perhatian pada
permasalahan. Stakeholder ini sering diidentifikasi dengan suatu dasar tertentu
sebagimana dikemukakan Freeman (1984), yaitu dari segi kekuatan dan kepentingan
relatif stakeholder terhadap issu, Grimble and Wellard (1996), dari segi posisi
penting dan pengaruh yang dimiliki mereka.
Stakeholder perusahaan
Stakeholder perusahaan adalah semua pihak yang berkentingan dalam
hal ini mendapat pengaruh ataupun memberikan pengaruh pada tujuan, strategi dan
aktifitas perusahaan. Mereka biasanya adalah pemegang saham, manajemen
pengelola baik sebagai team ataupun
personal, karyawan, konsumen, jaringan
pasar, jartingan pemasok, media, regulator (pemerintah) asosiasi bisnis dan
masyarakat yang mendapatkan dampak dari kehadiran perusahaan.
Pengenalan stakeholder tidak sekedar menjawab pertanyaan siapa
stekholder suatu issu tapi juga sifat hubungan stakeholder dengan issu, sikap,
pandangan, dan pengaruh stakeholder itu. Aspek-aspek ini sangat penting
dianalisis untuk mengenal stakeholder.
Kategori Stakeholder
Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh stakeholder
terhadap suatu issu stakeholder dapat diketegorikan kedalam beberapa kelompok
ODA (1995) mengelompkkan stakeholder kedalam yaitu stakeholder primer, sekunder
dan stakeholder kunci . Sebagai gambaran pengelompokan tersebut pada berbagai kebijakan,
program, dan proyek pemerintah (publik) dapat kemukakan kelompok stakeholder
seperti berikut :
Stakeholder Utama (primer)
Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan
kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program, dan proyek. Mereka
harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan.
1.Masyarakat dan tokoh masyarakat : Masyarakat yang terkait dengan
proyek, yakni masyarakat yang di identifkasi akan memperoleh manfaat dan yang
akan terkena dampak (kehilangan tanah dan kemungkinan kehilangan mata
pencaharian) dari proyek ini. Tokoh masyarakat : Anggota masyarakat yang oleh
masyarakat ditokohkan di wilayah itu sekaligus dianggap dapat mewakili aspirasi
masyarakat
2.Pihak Manajer publik : lembaga/badan publik yang bertanggung jawab
dalam pengambilan dan implementasi suatu keputusan.
Stakeholder Pendukung (sekunder)
Stakeholder pendukung (sekunder) adalah stakeholder yang tidak
memiliki kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program,
dan proyek, tetapi memiliki kepedulian (consern) dan keprihatinan sehingga
mereka turut bersuara dan berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan
legal pemerintah.
1.lembaga(Aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak
memiliki tanggung jawab langsung.
2.lembaga pemerintah yang terkait dengan issu tetapi tidak memiliki
kewenangan secara langsung dalam pengambilan keputusan.
3.Lembaga swadaya Masyarakat (LSM) setempat : LSM yang bergerak di
bidang yang bersesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul yang memiliki
“concern” (termasuk organisasi massa yang terkait).
4.Perguruan Tinggi: Kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting
dalam pengambilan keputusan pemerintah.
5.Pengusaha(Badan usaha) yang terkait.
Stakeholder Kunci
Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan
secara legal dalam hal pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang dimaksud
adalah unsur eksekutif sesuai levelnya, legisltif, dan instansi. Misalnya,
stekholder kunci untuk suatu keputusan untuk suatu proyek level daerah
kabupaten.
1.Pemerintah Kabupaten 2.DPR Kabupaten 3.Dinas yang membawahi
langsung proyek yang bersangkutan.
Lingkup pengelolaan Stakeholder
Lingkup pengelolaan
stakeholder pada dasarnya sangat luas, berbagai fungsi pengelolaan telah
dilaukan oleh banyak bagian pada unit kerja perusahaan, seperti unit marketing
mengelola hubungan dan ekspektasi konsumen, unit SDM mengelola hubungan dan
ekspektasi terkait karyawan dan perusahaan, corporate
secretary mengelola hubungan dengan investor, regulator, media dan
lain-lainnya.
Pengelolaan hubungan tersebut dengan area yang berbeda dilakukan
dengan banyak penyesuaian dalam mengenali stakeholdernya, mengenali ekspektasi
stakeholder dan perusahaan serta metoda yang berbeda dalam berupaya membangun
persepsi dan ekspektasi yang harmonis, dimana kesenjangan enspektasi diperkecil
sampai pada level minimum.
Secara umum bagan disebelah memberikan gambaran bagaimana ekspektasi
masing masing stakeholder dan beberapa pilihan cara membangun hubungan
Keterkaitan antar kelompok stakeholder
Fakta menunjukkan bahwa satu stakeholder dengan yang lainnya saling
terkiat dan memberikan dampak yang saling mempengaruhi pada perusahaan.
Kenyataan ini perlu diperhatikan dan menjadi pertimbangan dalam mengelola
stakeholder. Hubungan perusahaan dengan media tentunya sangat sering terkait
dengan isu-isu konsumen, investor, komunitas dan penangan dampak lingkungan.
Bahkan persepsi dan ekspektasi satu kelompok stakeholder saling mempengaruhi
dengan stakeholder lainnya. Dengan demikian pengelolaan stakeholder sudah
semestinya dilakukan dalam satu kesatuan strategi dan system manajemen,
pembagian penanganan lebih pada pembagian tugas bukan pemisahan.
Penanganan komunitas juga harus dilihat sebagai bagian dari
penanganan stakeholder secara keseluruhan. Secara garis umum manajemen
pengelolaan stakeholder meliputi Identifikasi stakeholder dan isu-isu penting,
Analisis dan perencanaan, mempersiapkan sistem manajemen dan kapasitas
membangun hubungan, Merancang proses membangun hubungan dan Pelaksanaan, review
dan pelaporan.
Dalam pelaksanaannya mengacup pada kaidah yang telah diakui secara
luas, selain terdapat tuntunan yang dikembangkan berdasarkan banyak pengalaman
dari berbagai organisasi sebelumnya, tuntunan tersebut juga mempermudah
perusahaan dalam mengkomunikasikan rencana, proses dan tahapan serta evaluasi
hasilnya
Stakeholder perusahaan dan program CID
Stakeholder merupakan pihak yang akan dipengaruhi secara langsung
oleh keputusan dan strategi perusahaan. Pendekatan yang digunakan dalam
mengelola stakeholder perusahaan pada dasarnya harus berdasarkan pada
New-corporate relation dimana teori tersebut menekankan kolaborasi antara
perusahaan dengan seluruh stakeholder-nya sehingga perusahaan bukan hanya
menempatkan dirinya sebagai bagian yang bekerja secara sendiri dalam sistem
sosial masyarakat dengan pola hubungan bersifat transaksional dan jangka
pendek, namun lebih menekankan kepada hubungan yang bersifat fungsional yang
bertumpu pada kemitraan selain usaha untuk mencapai tujuan perusahaan serta
berusaha untuk bersama-sama membangun kualitas kehidupan yang lebih baik
bagi external stakholders. Dengan pola hubungan seperti di atas, arah dan
tujuan perusahaan lebih kepada menciptakan manfaat bersama untuk pencapaian
pembangunan yang berkelanjutan (sustainability development).
Dalam konteks inisiatif CSR focus pada aspek Community Involvement and Development (CID), untuk kepentingan
praktis perlu dibedakan antara staleholder perusahaan dan staleholder inisiatif
CID. Staleholder perusahan telah disinggung di atas sedangkan stakeholder
inisiatif CID adalah semua pihak yang berpengaruh ataupun terpengaruh oleh
inisiatif CID yang dilakukan perusahaan.
Keberhasilan program dapat dipastikan sangat terpengaruh oleh
pendekatan dan langkah-langkah pengelolaan hubungan dengan pihak-pihak yang
mempengaruhi keberhasilan program. Masyarakat sasaran penerima manfaat memang
harus dipetakan, tetapi [ihak pihak yang mampu membuat opini, mempengaruhi
persepsi masyarakat penerima manfaat, pengambl kebijakan dan lain-lainnya perlu
dikenali. Siklus manajemen stakeholder dan komunitas pada dasarnya meliputi mulai dari tahapan menganali stakeholder sampai dengan mengevaluasi
inisiatif dan dampaknya.
STAKEHOLDER
ENGAGEMENT
|
PENDEKATAN
CSR UNTUK STAKEHOLDER ENGAGEMENT
|
Identifikasi stakeholder dan isu-isu penting
|
· Kenali tanggung jawab
sosial dan Identifikasi stakeholder (clause
5 ISO 26000 SR):
· Pemetaan aktifitas
perusahaan dan dampaknya pada stakholder
· Indentifikasi
ekspektasi stakeholder dan hubungan ikatan
· Integrasikan dalam
proses dan strategi bisnis
· Identifikasi
stakeholder program
|
Analisis dan perencanaan
|
·
Analisis lebih spesifik stakeholder dan penentuan stakeholder
prioritas berdasarkan interaksi perusahaan dengan stakeholder
·
Analisis stakeholder engagement
·
Penyusunan strategi, program kerja, yang in-line dengan strategi
bisnis
|
Memperkuat kapasitas membangun hubungan
|
·
Pastikan dampak negatif operasional perusahaan telah dituntaskan
dengan pendekatan bisnis
·
Mengadopsi GCG dari aturan menjadi perilaku
·
Pemberdayaan dan pelibatan stakeholder
·
Kelembagaan dan kemandirian
|
Merancang proses membangun hubungan
|
·
Merancang program CSR berbasis shared value sehingga terdapat
hubungan yang saling memberi manfaat dan saling membutuhkan dalam jangka
panjang
·
Meningkatkan kapasitas stakeholder dalam implementasi shared value
|
Siapkan sistem manajemen
|
·
Sistem kerja, prosedur dan panduan
|
Pelaksanaan, review dan pelaporan
|
·
Rencanakan program dengan pelibatan stakeholder
·
Memastikan pembelajaran terjadi pada perusahaan dan stakeholder
·
Pastikan program memberikan manfaat bersama
·
Kinerja program dan standar pencapaian
|
Permisi Pak, terimakasih atas penjelasan yang Bapak, ringkas namun padat. Boleh saya mengetahui referensi buku/jurnal yang Bapak pakai untuk membahas soal ini?
BalasHapus